Ketum IDI: Dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi
Teknologi semakin berkembang pesat di era modern ini, termasuk dalam dunia kesehatan. Namun, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. Daeng M. Faqih, Sp.B., Sp.BTKV., mengingatkan bahwa dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi dalam praktik medis mereka.
Menurut Prof. Daeng, teknologi memang dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit dan meresepkan pengobatan yang tepat. Namun, kemampuan teknologi tidak bisa menggantikan keahlian dan pengalaman dokter dalam menangani pasien.
“Dokter harus tetap menjaga kepekaan dan empati terhadap pasien. Keterlibatan emosional dan interaksi antara dokter dan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam proses penyembuhan,” ujar Prof. Daeng.
Prof. Daeng juga menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan yang terus-menerus bagi dokter agar tetap mengikuti perkembangan ilmu kedokteran. “Dokter harus selalu belajar dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan tambahan,” tambahnya.
Selain itu, Prof. Daeng juga mengingatkan dokter untuk tetap mematuhi etika dan kode etik kedokteran dalam menjalankan praktik medis. “Etika dan profesionalisme harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap dokter. Kepentingan pasien harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap tindakan medis yang dilakukan,” tutur Prof. Daeng.
Dengan demikian, meskipun teknologi terus berkembang dan memberikan kemudahan dalam praktik medis, dokter tetap harus memiliki keterampilan dan keahlian yang baik dalam menangani pasien. Kepekaan, empati, keahlian, dan etika kedokteran tetap menjadi hal-hal yang tak bisa tergantikan oleh teknologi. Semua ini adalah kunci utama dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkelanjutan bagi masyarakat.