Kejang pada anak merupakan kondisi yang sangat serius dan memerlukan perhatian medis segera. Baru-baru ini, sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa jumlah kejang pada anak yang disebabkan oleh obat resep telah meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics ini menemukan bahwa antara tahun 2016 dan 2019, jumlah kejang pada anak yang disebabkan oleh obat resep meningkat dari 3,1 per 100.000 anak menjadi 6,2 per 100.000 anak. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan obat resep pada anak perlu dipantau dengan lebih seksama, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti kejang.
Kejang pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk efek samping dari obat-obatan tertentu. Beberapa obat yang diketahui dapat meningkatkan risiko kejang pada anak antara lain antibiotik, obat antidepresan, dan obat-obatan penurun demam. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat apa pun kepada anak mereka.
Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan dosis obat yang diberikan kepada anak dan mengikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh dokter. Jika anak mengalami kejang setelah mengonsumsi obat tertentu, segera hubungi dokter atau bawa anak ke unit gawat darurat terdekat.
Kesimpulannya, kejang pada anak akibat obat resep merupakan masalah yang serius dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar dari orang tua dan tenaga medis. Penting untuk selalu memantau penggunaan obat pada anak dan berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat apa pun kepada mereka. Semoga dengan kesadaran yang lebih tinggi akan risiko kejang akibat obat resep, kita dapat mencegah terjadinya kasus yang lebih serius di masa depan.