Cap Go Meh adalah sebuah festival yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia setiap tahunnya pada hari ke-15 bulan pertama dalam penanggalan lunar. Festival ini bermula dari tradisi Tionghoa yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan terus dilestarikan hingga saat ini.
Asal usul Cap Go Meh berasal dari cerita sejarah yang berkaitan dengan legenda Nabi Musa dan peristiwa keberangkatannya dari Mesir. Menurut legenda, saat itu, Nabi Musa memimpin bangsa Israel untuk melarikan diri dari penindasan Firaun. Mereka berjalan selama 40 hari dan 40 malam menuju Tanah Perjanjian. Ketika tiba di Tujuh Belas, Nabi Musa menerima wahyu dari Tuhan yang menginstruksikan mereka untuk merayakan kemenangan mereka dengan penuh sukacita. Dari sinilah tradisi Cap Go Meh bermula.
Dalam perayaan Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa di Indonesia biasanya mengadakan berbagai acara seru dan meriah. Mulai dari pawai barongsai, pertunjukan liong, hingga parade ogoh-ogoh yang menarik perhatian banyak orang. Selain itu, masyarakat juga turut merayakan Cap Go Meh dengan mengadakan berbagai jenis makanan tradisional Tionghoa seperti bakpao, lumpia, dan mie ayam.
Salah satu tradisi khas dalam perayaan Cap Go Meh adalah tradisi salip atau pesta air. Tradisi ini melibatkan semua orang yang turut merayakan festival ini untuk saling menyiramkan air satu sama lain sebagai simbol kebersamaan dan persaudaraan. Selain itu, tradisi salip juga diyakini dapat membersihkan jiwa dan membuang sial.
Perayaan Cap Go Meh juga menjadi momentum bagi masyarakat Tionghoa untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Mereka saling memaafkan dan berbagi kebahagiaan dalam suasana yang penuh kebersamaan. Semangat kebersamaan inilah yang membuat perayaan Cap Go Meh begitu istimewa dan dinanti-nantikan setiap tahun oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Dengan terus dilestarikannya tradisi Cap Go Meh, diharapkan dapat memperkuat persatuan dan kesatuan antara masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Indonesia lainnya. Semangat kebersamaan dan persaudaraan yang diperlihatkan dalam perayaan ini juga dapat menjadi contoh bagi kita semua dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan suku di Indonesia.